"Berikan aku 10 orang pemuda,maka aku akan
goncang dunia ini." (Soekarno)
BEGITU berharapnya Soekarno kepada pemuda seharusnya menjadi semangat tersendiri bagi pemuda saat ini. Peristiwa 10 November 1945 merupakan pertempuran yang bersejarah bagi bangsa Indonesia. Pasalnya sekira 16 ribu nyawa hilang untuk mempertahankan kemerdekaan. Tenaga, pikiran bahkan nyawa menjadi sesajen suci untuk mempertahankan kemerdekaan kala itu. Dan sampai sekarang, setiap tanggal 10 November, bangsa Indonesia diberi waktu untuk mengenang dan merenungkan kembali perjuangan para pahlawan terdahulu.
BEGITU berharapnya Soekarno kepada pemuda seharusnya menjadi semangat tersendiri bagi pemuda saat ini. Peristiwa 10 November 1945 merupakan pertempuran yang bersejarah bagi bangsa Indonesia. Pasalnya sekira 16 ribu nyawa hilang untuk mempertahankan kemerdekaan. Tenaga, pikiran bahkan nyawa menjadi sesajen suci untuk mempertahankan kemerdekaan kala itu. Dan sampai sekarang, setiap tanggal 10 November, bangsa Indonesia diberi waktu untuk mengenang dan merenungkan kembali perjuangan para pahlawan terdahulu.
Mengisi kemerdekaan dengan belajar keras dan bekerja keras seharusnya bukan menjadi kata-kata klasik sepanjang masa. Terkhusus, kata-kata ini ditujukan pada pemuda-pemudi Indonesia. Zaman yang kita hadapi sekarang berbeda dengan zaman sebelum kemerdekaan. Musuh yang kita hadapi sekarang juga berbeda dengan musuh yang dihadapi sebelum kemerdekaan. Bahkan cara yang kita pergunakan untuk perjuangan sudah seharusnya berbeda dengan cara sebelum kemerdekaan.
Korupsi, tawuran dan narkoba adalah tiga dari begitu banyaknya musuh yang terus menghantui generasi muda sekarang. Mengapa pemuda? Pemuda mempunyai peran penting dalam melanjutkan tugas pada setiap sektor penggerak pemerintahan nantinya. Pemuda adalah harapan bangsa untuk meneruskan kemerdekaan. Ketika pemuda Indonesia tidak produktif, jangan harap eksistensi bangsa Indonesia dapat kita lihat pada 50 tahun kemudian!
Harus kita sadari hal yang hilang di tubuh pemuda saat ini adalah rasa nasionalisme dan cinta Tanah Air. Perlu diingat juga bahwa rasa nasionalisme dan cinta Tanah Air itu bagaikan roh dan jiwa yang mengerakkan semangat kemerdekaan. Namun faktanya mungkin jauh dari ekspektasi pahlawan kita terdahulu. Pemuda akan lebih memilih untuk melakukan tindakan yang hedon ketimbang memilih memikirkan nasib Indonesia ke depan.
Kemerdekaan sekarang dirasa hampa, dibiarkan berjalan mengikuti sistem dan alur yang telah dibentuk. Pemuda merasa anteng karena berpikir ada pemerintah yang mengatur segalanya. Padahal kemiskinan, patologi birokrasi, kesejahteraan petani dan buruh adalah beberapa hal yang kini menjadi tugas konkret dan besar pemuda ke depan.
Semangat cinta Tanah Air sudah saatnya dibangkitkan. Dan tidak hanya sampai dibangkitkan saja namun harus terus untuk digerakkan. Semangat pemuda juga seharusnya berkobar-kobar. Kita tidak lagi melawan dengan senjata, bom ataupun bambu runcing. Kita sekarang sudah punya ilmu dan teknologi canggih. Tidak hanya itu, setiap pemuda harus produktif menghasilkan hal postif juga. Hal yang dapat membangun derajat bangsa di mata dunia.
Biarkan semangat kita (baca: pemuda) mengobati hari Pahlawan yang pada sebagian keluarga pahlawan diselingi dengan isakan tangis. Biarkan semangat pemuda menjadi roh dan jiwa penggerak untuk membangun Indonesia yang lebih baik. Dan biarkan semangat ini tetap tinggal di hati setiap pemuda, karena pemuda ialah pahlawan zaman ini.
Tidak harus kita kembali ke masa lalu untuk kita dapat menyadari betapa kemerdekaan adalah sebuah anugerah dan perjuangan para pahlawan, bukan? Tidak harus kembali ada pertumpahan darah (lagi) untuk kita menyadari mengisi kemerdekaan adalah tugas kita, bukan? Semoga masih banyak pemuda dan pemudi yang mengamalkan belajar keras dan bekerja keras saat ini. Mari ambil bagian dalam mengisi kemerdekaan dengan melakukan tindakan membangun Indonesia lebih baik. Pemuda, bisa!
0 komentar:
Posting Komentar